
Bangka Barat, matakasus.com – Malam sunyi di Kampung Sidorejo, Kelurahan Sungai Daeng, Mentok, mendadak berubah mencekam. Sabtu, 16 Agustus 2025 sekitar pukul 18.30 WIB, Heri alias Bokir terkapar dengan luka parah akibat penganiayaan. Warga yang panik segera membawa pria asal Sungsang itu ke RSUD Sejiran Setason. Namun, upaya penyelamatan tak membuahkan hasil. Pada 18 Agustus, dini hari, Heri dinyatakan meninggal dunia. Selasa (19/8/2025).
Kasus ini sontak mengguncang masyarakat Mentok. Ketua RT setempat, Surgianto, yang mendapat laporan warga, segera melaporkan insiden tersebut ke Polres Bangka Barat. Dari sinilah, operasi besar memburu pelaku dimulai.
Identitas pelaku akhirnya mengerucut pada Jumadi (49), seorang wiraswasta asal Tanjung Mas, Ogan Ilir, Sumsel. Namun menangkapnya bukan perkara mudah. Usai kejadian, Jumadi langsung melarikan diri. Tim Macan Putih Satreskrim Polres Bangka Barat yang dipimpin langsung Kasat Reskrim bergerak cepat. Informasi awal menyebut pelaku lari ke Belinyu, Kabupaten Bangka.
Jejak itu membuat polisi harus berpindah-pindah. Minggu, 17 Agustus, pukul 11.00 WIB, tim mendapat kabar Jumadi bergeser ke Kota Pangkalpinang. Polisi pun berkoordinasi dengan Jatanras Ditreskrimum Polda Babel. Namun, sore harinya, pelaku kembali ke Belinyu. Polisi tak tinggal diam. Malam itu juga tim buru-buru mengejar, menyisir lokasi hingga larut malam bersama Unit Reskrim Polsek Belinyu.
Akhirnya, pada 18 Agustus 2025 sekitar pukul 16.00 WIB, polisi berhasil menangkap Jumadi di Kampung Parit 5, Kelurahan Remodong Indah, Belinyu. Saat diinterogasi, ia mengakui perbuatannya. Barang bukti berupa sebilah pisau berhasil diamankan.
Pengungkapan kasus ini menyingkap fakta getir: konflik yang berujung pada hilangnya nyawa seorang pria, dan pelaku yang sempat berpindah-pindah untuk menghindari kejaran aparat. Kini, Jumadi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum, dijerat Pasal 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman hukuman berat.
Bagi warga Sidorejo, kasus ini menjadi peringatan bahwa tindak kekerasan sekecil apapun dapat berujung tragedi. Bagi polisi, pengejaran ini menunjukkan bagaimana kecepatan koordinasi antar-polisi lintas wilayah menjadi kunci dalam memburu pelaku kejahatan yang berusaha melarikan diri. (MK/*)