PANGKALPINANG – Di tengah derasnya arus modernisasi, Masyarakat Adat Mapur tetap kokoh memegang tradisi dan nilai-nilai warisan leluhur. Kini, warisan budaya tersebut mendapatkan ruang baru untuk terus hidup melalui pembangunan Kampung Adat Gebong Memarong, sebuah inisiatif bersama PT Timah Tbk yang menjadi simbol pelestarian kearifan lokal. Sabtu (9/8/2025)
Berlokasi di Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kabupaten Bangka, Kampung Adat Gebong Memarong telah berkembang menjadi destinasi wisata edukasi budaya yang memamerkan kekayaan tradisi Mapur. Sejak 2022, PT Timah bersama Lembaga Adat Mapur berkolaborasi menghadirkan berbagai kegiatan untuk merawat, mengembangkan, dan menghidupkan kembali tradisi leluhur.
Dukungan PT Timah tidak hanya terbatas pada pembangunan fasilitas fisik, tetapi juga pada pembekalan keterampilan masyarakat agar mampu mengelola kampung adat secara mandiri dan berkelanjutan. Program pelatihan yang diberikan mencakup pengelolaan wisata berbasis budaya, peningkatan kapasitas warga, hingga penyediaan sarana penunjang pelestarian adat.
Departement Head Corporate Communication PT Timah, Anggi Siahaan, menegaskan bahwa pelestarian budaya, kearifan lokal, dan tradisi masyarakat merupakan bagian penting dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. “Melalui berbagai pelatihan, kami ingin masyarakat adat tetap menjadi subjek utama pelestarian. Mereka adalah penjaga tradisi sekaligus pelaku langsung dalam melestarikan kearifan lokal,” ujarnya.
Beragam program telah dijalankan, mulai dari pelatihan membatik, pemandu wisata, decoupage, hingga dukungan pada tradisi Nuju Jerami. Semua ini bertujuan memperkuat identitas budaya sekaligus membuka peluang ekonomi berbasis pariwisata.
Ketua Harian Lembaga Adat Mapur, Asih Harmoko, mengapresiasi konsistensi PT Timah yang sejak awal selalu mendampingi masyarakat adat. Ia berharap dukungan semacam ini tidak hanya untuk Mapur, tetapi juga bagi tradisi lain di Bangka Belitung agar kekayaan budaya daerah tetap terjaga.
Kini, Kampung Adat Gebong Memarong ramai dikunjungi pelajar, wisatawan, dan masyarakat umum. Bekerja sama dengan berbagai sekolah dan universitas di Bangka Belitung, kawasan ini menjadi pusat edukasi budaya bagi generasi muda. Sepanjang tahun 2025, tercatat lebih dari 2.000 pelajar telah berkunjung untuk belajar langsung tentang tradisi Mapur.
Gebong Memarong bukan sekadar deretan bangunan adat yang berdiri megah, tetapi menjadi rumah bagi harapan: bahwa kemajuan dan pelestarian budaya dapat berjalan seiring, dan bahwa masa depan yang modern tetap dapat berpijak pada akar tradisi yang kokoh. (MK/*)